Selasa, 29 November 2011

Mengampuni Sesama

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuatlah juga demikian. Kolose 3:13
Bacaan Alkitab Setahun : Matius 6:14–15, 18:21–35 
Mungkin di antara Anda, ada yang bosan, karena pada renungan kali, saya membahas tentang pengampunan. Anda pasti pikir, mengapa kata “pengampunan” terus yang selalu dikumandangkan? Oke, saya akan jelaskan.
Apakah seseorang pernah menyinggung perasaan Anda? Lalu apa respon Anda kepadanya? Tentu, sebagian besar dari Anda pasti sakit hati dan ingin membalasnya juga (jadi seperti hukum karma nih...!). Saya katakan, bila Anda orang yang percaya kepada TUHAN, saya yakin Anda tidak akan melakukan seperti yang saya sebut tadi.
Mengapa kita perlu mengampuni sesama kita? Bila kita baca di Matius 6:14–15, ternyata bila kita mengampuni sesama kita, maka Bapa di surga akan mengampuni semua kesalahan-kesalahan kita. Bayangkan, Anda mungkin dalam sehari banyak berbuat dosa. Suatu ketika, Anda tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah. Wah... bisa dibayangkan, ALLAH pasti tidak mau mengampuni dosa-dosa Anda yang segudang itu.
Perlu diingat, bahwa penghalang doa-doa Anda adalah dosa. Tidak mengerti? Coba bayangkan, ketika Anda masih kecil atau anak-anak. Anda mau makan, lalu memberikan piring yang kotor kepada orangtua Anda. Pastinya orangtua Anda tidak mau memberikan makanan di piring yang kotor. Seperti itulah, ketika hati Anda sedang kotor, ALLAH tidak mau memberi limpahan berkatNya. Dia ingin Anda membersihkannya dulu, dan caranya adalah dengan mengampuni sesama.
Yesus pun pernah memberi perumpamaan tentang pengampunan (baca di Matius 18:21–35). Yesus bercerita, ada seorang hamba yang berhutang 10.000 talenta (sekitar 60 juta dinar, sebuah nilai yang sangat besar) kepada raja. Karena tidak bisa membayar, dia pun dijual beserta anak istrinya dan segala miliknya untuk membayar hutang. Hamba ini memohon, agar hutangnya dihapuskan, dan raja pun mengabulkan.
Tetapi, di luar, dia bertemu seseorang yang berhutang 100 dinar kepadanya. Ditangkapnya, dan dicekiknya temannya itu serta berkata “Bayar hutangmu!”. Temannya memohon agar hutangnya dihapuskan, tetapi justru sebaliknya, dia dijebloskan ke penjara.
Teman-temannya sangat sedih, lalu menyampaikan kepada raja atas semua yang telah terjadi. Akhirnya hamba itu dipanggil raja, dan akhirnya diserahkan kepada algojo-algojo.
Dari cerita di atas, saya dapat simpulkan, bahwa hamba yang mendapat pengampunan dari tuannya itu, tidak mau mengampuni temannya dengan sepenuh hati. Karena itu, saya menekankan, pengampunan itu tidak terbatas, dan tidak hanya dari mulut saja, tetapi juga hati. Percuma saja kalau Anda mengatakan “Anda saya ampuni”, tetapi dari hati Anda masih ada dendam.
PESAN : Mengampuni sesama memang hal yang sulit, tetapi bukan berarti itu tidak mungkin dilakukan. Supaya hati menjadi bersih dan TUHAN selalu memberikan limpahan berkat kepada Anda, maka Anda harus selalu mengampuni sesama, tidak hanya dari mulut Anda, tetapi juga dengan sepenuh hati.
DOA : TUHAN, ampunilah aku bila aku tidak mampu mengampuni sesamaku. Kiranya ajari aku agar aku mau mengampuni sesamaku tidak hanya dari bibir saja, tetapi juga dengan sepenuh hatiku. Dalam nama Yesus, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar