Kamis, 06 Juni 2013

Landasan Hidup Anak-Anak Tuhan

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu ... supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Efesus 6:1–3
Bacaan Alkitab Setahun : 2 Timotius 3:2, Amsal 13:24, 22:6, Ibrani 5:8
Masih ingat dengan cerita rakyat Malin Kundang dan legenda Pulau Sikintan? Mungkin beberapa dari Anda yang masih ingat, tentu ak-an langsung berpikir mengenai kedurhakaan seorang anak kepada orangtuanya. Apa yang Anda pikirkan memang benar adanya, tetapi dalam renungan kita hari ini, kita akan membahas bagaimana peran kita sebagai anak-anak di dalam Tuhan dalam hubungan kita dengan orang tua.
TUHAN telah menetapkan peran-peran anggota keluarga, baik ayah, ibu, maupun anak. Dalam Efesus 6:1–3 sudah dijelaskan secara gamblang bahwa sudah seharusnya kita sebagai anak-anak menaati orang tua, karena dalam surat Rasul Paulus tertulis haruslah demikian, merujuk pada sesuatu yang wajar dan harus dilakukan, karena jika tidak dilakukan, akan menimbulkan suatu hal yang tidak lazim dalam pandangan manusia saat itu. Semua orang di dunia ini disebut anak-anak, karena semuanya punya orang tua.
Kalau kita menerawang kondisi kehidupan sekarang, anak-anak cenderung memberontak terhadap orangtuanya. Saya pun juga mengalami hal demikian. Dari pengalaman hidup saya, kadang saya menganggap perintah atau nasihat orang tua seakan membebani, mengekang, atau menghalangi ego saya sendiri. Namun, ketika saya terinspirasi untuk menulis renungan ini, saya pun berpikir, mungkin suatu hari nanti saya akan memutarbalikkan sifat pemberontak saya menjadi sifat penurut dan saat ini pun saya sedang berusaha melakukannya.
Saya sempat menemukan satu ayat berbunyi “... mereka akan memberontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama...” (baca 2 Timotius 3:2). Saya pun kaget dalam hati, ternyata kecenderungan seperti yang saya katakan ketika kita menerawang kondisi kehidupan sekarang telah diramalkan sejak dahulu mengenai keadaan manusia pada akhir zaman. Sebagai anak-anak TUHAN, tentunya Anda tidak mau kan seperti mereka?
Sebenarnya, dalam diri kita memang tumbuh benih-benik pemberontak, di mana apa yang dikatakan seseorang menurut Anda menghalangi Anda untuk Anda berkembang, atau menjadi seperti yang ego Anda katakan. Apakah Anda masih ingat, kalau orang tua Anda sebenarnya adalah wakil TUHAN sendiri? Banyak sekali anak-anak TUHAN yang lupa akan hal ini. TUHAN telah memberikan tanggung jawab penuh kepada orang tua Anda untuk mendidik Anda sejak muda sehingga Anda tidak menyimpang dari ajaranNya. Kalau Anda sendiri tidak mau menghormati orang tua, bagaimana Anda dapat menghormati TUHAN?
Dalam Alkitab pun diajarkan, bahwa ternyata Yesus pun juga belajar untuk taat kepada ALLAH Bapa yang mengutusnya ke dunia. Dalam Ibrani 5:8 pun sudah dijelaskan secara gamblang bahwa Yesus belajar menjadi taat dari segala penderitaanNya, ketika Dia harus menanggung dosa manusia dengan disalib di Gunung Golgota.
Dari keseluruhan renungan kita hari ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk menjadi taat, tidak dapat dengan sendirinya datang, kuncinya adalah belajarlah untuk mengekang diri Anda sendiri. Biasakanlah untuk mulai menunjukkan rasa hormat Anda kepada orang tua Anda, karena dalam rasa hormat pastilah ada rasa taat.
PESAN : Orang tua adalah wakil TUHAN yang diberi tanggung jawab penuh oleh TUHAN untuk mendidik kita agar kita berjalan dalam kebenaran TUHAN. Karenanya, hormati dan hargailah orang tua Anda. Kuncinya, belajarlah mengekang diri sendiri.
DOA : Ya TUHAN, aku bersyukur kepadaMu karena Engkau menganugerahkan kepadaku orang tuaku yang telah berlaku sesuai dengan kehendakMu kepadaku. Ampunilah aku jika selama ini aku telah berdosa kepadaMu dengan tidak taat kepada orang tuaku. Kiranya Kau limpahkan berkat dan kasih kepada orang tuaku, sehingga mereka dapat mengajarkanku untuk dapat tetap berada dalam jalan menuju kebenaran sejati yang ada padaMu. Dalam nama Yesus, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar